Impact of Rural Tourism and Recreation
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk
dikembangkan sebagai
salah satu
sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program
pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata
dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu
proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial
budaya, ekonomi dan politik .
Proses
pembangunan pariwisata di pedesaan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif,
baik dari segi sosial, budaya dan sebagainya.
Beberapa contoh dampak positif yang dapat dirasakan
oleh masyarakat desa dan wisatawan, diantaranya :
-Segi
sosial dan ekonomi
1.
Menyediakan sumber penghasilan baru, alternative atau tambahan pendapatan dan
pekerjaan. Apabila industri pariwisata dikembangkan dalam suatu desa, tentu akan
ada lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat, misalnya dengan menjadi
tukang parkir, ticketing, penjual makanan, dan masih banyak lagi lainnya. Sehingga
dari aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, pendapatan mereka dan kesejahteraan
sosial - ekonomi desa tersebut meningkat. Mereka dapat berkontribusi secara
maksimal dan menyalurkan inovasi mereka, sehingga tidak hanya memberikan peluang
kemajuan bagi sosial dan ekonomi masyarakat, namun hal tersebut juga dapat
membantu meningkatkan kualitas desa wisata tersebut, terlebih bila masyarakat
dapat berkoordinasi secara baik satu dengan yang lainnya.
2.
Membantu mengurangi gender dan ketidakseimbangan kekuatan sosial lainnya. Industri
pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat merangkul seluruh gender dan
komunitas dari latar belakang yang berbeda-beda, tidak hanya condong pada suatu
kelompok atau ras tertentu, namun tetap mengacu pada standart yang telah
ditetapkan.
3.
Mendorong aktifitas masyarakat secara kolektif. Industri pariwisata merupakan
salah satu indutri yang tidak hanya menawarkan barang, namun juga jasa,
sehingga dalam pelaksanaannya tentu membutuhkan kerjasama satu dengan yang lain
agar produk yang ditawarkan dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan.
4.
Memberikan kesempatan untuk mempertahankan populasi di daerah yang mungkin
mengalami depopulasi. Maksud dari pernyataan tersebut misalnya terdapat suatu
suku di desa tertentu dan memiliki keunikan, hal tersebut dapat dijadikan
produk/paket wisata, yakni tinggal/merasakan hidup bersama bagi wisatawan,
sehingga suku yang hamper mengalami depopulasi tersebut dapat bertahan dan
semakin leboh berkembang.
5.
Meningkatkan multiplier effect dalam
suatu kegiatan. Berdasarkan pernyataan ini dapat dijelaskan bahwa industri
pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya.
Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi
dan atraksi wisata, perhotelan, restoran dan transportasi lokal. Sementara
komponen pendukungnya, mencakup industri-industri dalam bidang transportasi,
makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya dapat dipacu
dari industri pariwisata.
-Budaya
1.
Menghidupkan kembali budaya lokal. Dengan adanya industri pariwisata, potensi
budaya di suatu daerah dapat dihadirkan dalam bentuk baru yang menjual. Selain untuk
memberikan kepuasan kepada wisatawan ketika berkunjung, hal tersebut juga
sebagai wadah bagi masyarakat untuk kembali mengenal budaya Indonesia dan
menjadi pelaku budaya yang dapat melestarikannya.
2.
Menanamkan rasa kebanggaan lokal, harga diri dan identitas diri. Seperti yang
dijelaskan pada poin pertama, memiliki budaya lokal dapat membuat masyarakat
setempat bangga bahwasannya daerah tersebut masih memiliki budaya unik yang
menjadi incaran bagi wisatawan untuk menghibur diri/edukasi. Dari budaya
tersebut juga dapat menjadi ciri khas bagi daerah tersebut, sehingga wisatawan
semakin mudah untuk mengingatnya dan memberikan kesan tersendiri bagi
wisatawan.
-Segi
Fisik
1.
Membantu perbaikan dan penggunaan kembali properti terbengkalai. Tentunya,
dalam suatu daerah terkadang memiliki suatu potensi wisata namun masih belum
dikembangkan, misalnya berupa properti. Dengan dibangunnya industry pariwisata
dalam suatu daerah, tentu masyarakat setempat akan berusaha memanfaatkan
potensi tersebut sebaik mungkin dan dimodifikasi agar menjadi produk wisata
yang mengagumkan.
2.
Kontribusi, konservasi dan perlindungan. Dengan dibangunnya industri pariwisata
dalam suatu daerah tentunya akan diiringi oleh tindakan konservasi dan
perlindungan untuk potensi-potensi wisata, misalnya perlindungan flora dan
fauna
Selain memberikan dampak positif,
terdapat pula dampak negatif akibat adanya industri pariwisata di suatu desa,
diantaranya :
-Segi
Sosial-Ekonomi
1.
Kebocoran ekonomi. Dalam
pembangunan pariwisata dapat diakibatkan dari adanya beberapa faktor .
kebocoran yaitu kebocoran import
dan kebocoran eksport dan
kebocoran yang sifatnya tidak terlihat atau invisible leakage. Biasanya kebocoran importterjadi ketika terjadinya permintaan terhadap
peralatan-peralatan yang berstandar internasional yang digunakan dalam industry
pariwisata, bahan makanan dan minuman import
yang tidak mampu disediakan oleh masyarakat lokal atau dalam negeri. Besarnya
pendapatan dari sektor pariwisata juga diiringi oleh besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk melakukan import terhadap
produk yang dianggap berstandar internasional. Sedangkan kebocoran eksport seringkali terjadi pada
pembangunan destinasi wisata khususnya pada Negara miskin atau berkembang yang
cenderung memerlukan modal dan investasi yang besar untuk membangun
infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan
mengundang masuknya penanaman modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk
membangun resort atau hotel
serta fasilitas dan infrastruktur pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan usaha
dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke Negara mereka tanpa
bisa dihalangi.
2.
Inflasi harga lokal. Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa dari wisatawan akan
menyebabkan meningkatnya harga secara beruntun “inflalsi” yang pastinya akan berdampak negative bagi masyarakat
lokal yang dalam kenyataannya tidak mengalami peningkatan pendapatan secara
proporsional artinya jikalau pendapatan masyarakat lokal meningkat namun tidak
sebanding dengan peningkatan harga-harga akan menyebabkan daya beli masyarakat
lokal menjadi rendah.
3. Migrasi tenaga kerja. Dengan berkembangnya
destinasi wisata di suatu daerah mengakibatkan masyarakat luar juga ingin untuk
berpindah menuju daerah tersebut dalam waktu sementara atau lekal dengan maksud
bekerja. Bagi masyarakat luar, tentu hal tersebut merupakan peluang bagi mereka
untuk membuka usaha di daerah tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimal, sehingga pendapatannya pun dapat meningkat. Dari hal itu pula,
struktur pekerjaan di daerah tersebut dapat berubah dengan tercampurnya para
pekerja, baik dari masyarakat lokal maupun masyarakat luar.
4. Pola permintaan musiman. Suatu destinasi wisata
tidak setiap saat ramai dikunjungi oleh wisatawan, terkadang hanya pada saat peak season (liburan). Di saat periode
tersebut, pengelola dan masyarakat setempat merasakan dampak positif, yakni income
yang maksimal, namun bila di low seasson,
pengelola dan masyarakat akan merasakan penurunan income.
-Segi Budaya
1. Memproduksi atau mendistorsi budaya
lokal untuk komodifikasi. Demi memenuhi kebutuhan wisatawan akan suatu atraksi,
pengelola wisata harus menyediakan suatu budaya yang unik. Namun, keaslian dan
unsur religiusitasnya hilang karena budaya tersebut tampil bukan secara alami. Misalnya
tari A seharusnya ditampilkan saat acara pernikahan, namun tari tersebut harus
ditampilkan saat wisatawan berkunjung di daerah tersebut. Maka dari hal
tersebut tentu dapatt menghancurkan budaya asli daerah yang bersangkutan.
-Segi
Fisik
1.
Perusakan habitat. Demi menciptakan suatu destinasi wisata yang menarik,
pengelola dan masyarakat setempat rela merusak suatu habitat tertentu. Misalnya
untuk perluasan daerah outbound, suatu hutan dimana fauna tinggal harus
dihancurkan.
2.
Menimbulkan polusi dan kotoran dalam lingkungan. Dengan banyaknya kegiatan
wisatawan yang dilakukan di destinasi wisata, membuat daerah tersebut mudah
kotor. Apalagi saat peak season,
cukup sulit mengawasi wisatawan untuk membuang sampah di tempatnya.
3.
Menimbulkan kemacetan. Bila suatu destinasi wisata tersebut dan cukup terkenal,
tentu akan banyak wisatawan yang berkinjung di daerah tersebut. Banyak dari
mereka yang berkunjung secara berkelompok menggunakan kendaraan pribadi,
sehingga menimbulkan kemacetan di daerah sekitar destinasi wisata tersebut,
kegiatan masyarkat setempat pun harus sedikit terhambat karena hal itu,
khsusunya di peak season.
Dengan melihat banyaknya dampak
positif dan negative dari industry pariwisata di suatu pedesaan, diperlukan
langkah dan kebijakan
pemerintah dengan didukung oleh masyarakat daerah wisata dengan mencari
solusi untuk mengatasi dampak negatif adanya industri pariwisata, semakin memberikan kenyaman dan kemudahan dapat terus meningkatkan
pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri sehingga diharapkan Indonesia
dengan kekayaan alamnya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh warga negaranya
untuk negaranya.