Pada zaman berdirinya kerajaan di
Indonesia, alun-alun sudah sering disebut-sebut dalam kehidupan masyarkat. Saat
itu masyarakat menggunakan Alun-alun sebagai tempat berkumpul untuk
mendengarkan pengumuman, melaksanakan upacara adat dan sebagainya. Pada
dasarnya, Alun-alun merupakan lapangan yang terbuka luas dan berumput yang
dikelilingi oleh jalan dan dapat
digunakan untuk kegiatan masyarakat. Namun sejak zaman kemerdekaan hingga era
globalisasi saat ini, Alun-alun sedikit berubah bentuk menjadi tempat yang
lebih fleksibel dan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata, seperti
Alun-alun Kota Malang. Lokasinya berada di Jalan Jendral Basuki Rahmat. Akses
menuju Alun-alun cukup mudah, yakni dari Balai Kota Malang menuju ke arah Jalan
Majapahit sampai bertemu Jalan Gempol-Malang, setelah itu Jalan Merdeka Barat
yaitu bagian sebelah barat dari Alun-alun Malang, kemudian ikuti marga jalan,
perjalanan tersebut memakan waktu ± 3 menit dari Balai Kota Malang. Apabila
wisatawan hendak mengunjungi Alun-alun sambil berolahraga, tidak perlu
khawatir, sebab di jalan dekat Alun-alun disediakan jalan khusus untuk
pengendara sepeda.
Kelebihan ketika mengunjungi
Alun-alun adalah tidak ada waktu khusus bagi wisatawan yang hendak berkunjung,
karena destinasi ini memang terbuka untuk umum dan lokasinya ditempatkan
strategis pada pusat kota, jadi kita tidak perlu bingung menyesuaikan jadwal
buka destinasi yang biasanya diterapkan dalam destinasi wisata lainnya. Seperti
yang kita tahu bahwa setiap kota di Indonesia mayoritas memiliki Alun-alun
sebagai ikon kota tersebut. Bahkan Alun-alun juga dijadikan wisatawan luar kota
untuk berwisata karena tempat ini juga merupakan wajah suatu kota dimana
apabila Alun-alun rapi, bersih dan banyak kelebihan yang terdapat disitu, maka brand kota tersebut juga akan baik
bahkan lebih terkenal. Tepatnya di kota yang kaya akan buah apel ini juga
memiliki Alun-alun yang begitu istimewa, tidak heran banyak pengunjung yang
terus berdatangan setiap harinya, terutama pada pagi dan sore hari, karena di
waktu tersebut hawa di Kota Malang cukup bersahabat dan cocok untuk bersantai.
Kota Malang selalu menghadirkan
destinasi yang tidak tanggung-tanggung dalam pemberdayaanna. Di Alun-alun, kita
bisa melihat berbagai fasilitas yang siap untuk kita nikmati. Tidak hanya pada event tertentu, misalnya saat dibukanya ‘pasar
malam’ yang tersedia berbagai wahana, seperti bianglala, kuda-kudaan dan
sebagainya, di Alun-alun Malang juga terdapat beberapa wahana, seperti
prosostan, ayunan, joncat-joncit, dan masih banyak lagi lainnnya. Bahkan disini
juga terdapat alat gym yang bisa digunakan siapa saja, apalagi untuk kita yang
memiliki hobi berolahraga tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Selain itu
Alun-alun Malang didesain seperti sebuah taman yang juga dipenuhi oleh rumput
hijau dan bunga yang tumbuh di sekitarnya yang akan menambah suasana sejuk bagi
wisatawan yang berkunjung. Disediakan pula kursi berwarna coklat yang bisa
digunakan untuk duduk santai yang cukup bagi 2 orang. Dari sudut sini, kita
bisa menyaksikan air mancur yang berada di tengah Alun-alun, hal ini juga akan
lebih menarik apabila menyaksikan pada malam hari karena juga di bagian pinggir
dihiasi beberapa bunga dan lampu dengan warna yang berbeda-beda.
Keterangan : Alat gym dan playground di Alun-alun Malang |
Alun-alun ini juga berlokasi
bersebelahan dengan Masjid Jami’ sebagai tempat ibadah bagi umat muslim.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuat setapak di lapangan
Alun-alun bagi masyarakat yang sedang sholat berjamaah saat hari-hari tertentu,
misalnya saat Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.
Tentu tidak asing lagi di telinga
kita bahwa sudah menjadi kebiasaan/ciri khas orang Malang yang sering
menggunakan kata dengan membacanya dari huruf akhir, misalnya Malang menjadi
Ngalam, yuk menjadi kuy, mas menjadi sam, dan sebagainya. Disamping tulisan
Alun-alun Malang disini, terdapat pula tulisan Ayas Ngalam yang sama halnya
dengan Saya Malang. Mungkin pengelola dan pemerintah berharap bahwa dengan
dibuatnya tulisan seukuran badan manusia dewasa tersebut akan menjadi spot yang
baik pula untuk berfoto sekaligus sebagai simbol kebanggan menjadi salah satu
bagian dari insan Malang.
Keterangan : Lenmark Alun-alun Malang |
Rasa
bangga juga tidak hanya ditunjukkan dengan hal yang sudah disebutkan di atas
tadi, namun juga dapat dengan berpartisipasi dalam event baru yang dicanangkan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang yang dikenal
dengan ‘’Weekly Patrol Performance’ yang diselenggarakan setiap Sabtu, di
Alun-alun Merdeka. Event yang sudah berjalan dua tahun terakhir itu sudah
menjadi ciri khas Kota Malang dan masuk dalam annual event yang disajikan
reguler setiap akhir pekan. Kepala Disbudpar, Ida Ayu Made Wahyuni, mengatakan,
sebagai kota wisata, event yang menghadirkan atraksi seniman patrol se Kota
Malang itu bisa menjadi daya tarik wisatawan. Dari
kegiatan ini kita bisa memberikan apresiasi kepada lakon yang bermain,
pihak-pihak yang ikut menyukseskan event ini dengan menyaksikan dan
mempromosikan event ini kepada khalayak umum agar seni juga masih tetap
dilestarikan sekaligus agar nantinya Malang dikenal sebagai Kota Budaya di
seluruh lapisan masyarakat.
Apabila
wisatawan menginginkan menikmati hari-hari lebih lama di Kota Malang dan
berdekatan dengan pusat kota, di dekat Alun-alun juga terdapat beberapa tempat
penginapan mulai dari harga murah 100 ribuan sampai hotel mewah seharga hampir
1 jutaan. Jika budget yang kita siapkan hanya sedikit, mungkin hotel yang cocok
adalah hotel murah dengan harga di bawah 500 ribuan. Tenang, ada cukup banyak
hotel dekat Alun alun Malang yang menawarkan harga di bawah 500 ribuan. Untuk
hotel murah harga 100 ribuan di sekitar Alun alun antara lain ada Hotel
Sentosa, Hotel Tosari Malang, New Kawi Guest House,
bahkan ada hotel bintang 1 di dekat Alun alun Malang yang menawarkan harga 90
ribuan yaitu Hotel Malang. Selain hotel murah tersebut, jika anda ingin
merasakan menginap di hotel mewah dekat Alun alun Malang ada juga satu hotel
yang sudah sangat terkenal di Malang yaitu Tugu Hotel Malang. Siapa yang tidak
kenal dengan hotel satu ini? Namun memang untuk harga, hotel bintang 5 ini menawarkan harga kamar paling murah 900 ribuan sampai 1 jutaan, tapi dijamin fasilitas dan pelayanan yang diberikan adalah nomor satu.
Hampir
Alun-alun di seluruh kota mendapat sorotan dari pemerintah dan dihimbau keras
untuk tidak ditempati oleh pedagang asongan, pedagang kaki lima dan semacamnya.
Peraturan ini memang penuh prokontra dimana Alun-alun dapat terlihat bersih dan
rapi sehingga membuat nyaman bagi pengunjung, namun di sisi lain akan membatasi
pergerakan para pedagang asongan yang juga membutuhkan uang dari hasil kerja
kerasnya tersebut. Meskipun begitu, pemerintah juga memberikan alternatif bagi
persoalan ini, sehingga dapat menguntungkan Alun-alun Malang dan tidak begitu menyakiti
pedagang asongan, seperti pada acara tertentu yang beerlangsung di Alun-alun
Malang, pedagang asongan diperbolehkan untuk beroperasi di sekitar Alun-alun.
Apabila kita berkunjung di Alun-alun pada hari biasa dan tentunya juga
membutuhkan istirahat, makanan, minuman, dan sebagainya, di dekat Alun-alun
sudah banyak tersedia restaurant mulai dari harga terjangkau hingga fantastis.
Pilihan menu pada setiap restaurant juga berbeda, seperti Dapur 33 yang
menyediakan makanan khas Jawa hingga makanan khas Cina , Ramen Moshi yang
menyediakan makanan khas Korea yang pastinya akan mengoyangkan lidah kita
hingga membuat ketagihan.
Tidak
ada ruginya mengunjungi Kota Malang dan singgah di Alun-alun, meski dengan
hanya lapangan terbuka, kita sudah dapat menikmati banyak advantage yang jarang
kita temukan di destinasi wisata lainnya. Di tempat yang seperti ini, jangan
lupa juga selalu menjaga kebersihan karena juga sudah disediakan banyak tempat
sampah di setiap sudut. Mari kita menjadi insane pariwisata yang menghargai
kekayaan dalam negeri dan selalu menjaganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar