Sabtu, 24 Februari 2018

Manajemen Desa Wisata V : Impact of Rural Tourism and Recreation

Impact of Rural Tourism and Recreation

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik . Proses pembangunan pariwisata di pedesaan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif, baik dari segi sosial, budaya dan sebagainya.
Beberapa contoh dampak positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat desa dan wisatawan, diantaranya :
-Segi sosial dan ekonomi
1. Menyediakan sumber penghasilan baru, alternative atau tambahan pendapatan dan pekerjaan. Apabila industri pariwisata dikembangkan dalam suatu desa, tentu akan ada lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat, misalnya dengan menjadi tukang parkir, ticketing, penjual makanan, dan masih banyak lagi lainnya. Sehingga dari aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, pendapatan mereka dan kesejahteraan sosial - ekonomi desa tersebut meningkat. Mereka dapat berkontribusi secara maksimal dan menyalurkan inovasi mereka, sehingga tidak hanya memberikan peluang kemajuan bagi sosial dan ekonomi masyarakat, namun hal tersebut juga dapat membantu meningkatkan kualitas desa wisata tersebut, terlebih bila masyarakat dapat berkoordinasi secara baik satu dengan yang lainnya.
2. Membantu mengurangi gender dan ketidakseimbangan kekuatan sosial lainnya. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat merangkul seluruh gender dan komunitas dari latar belakang yang berbeda-beda, tidak hanya condong pada suatu kelompok atau ras tertentu, namun tetap mengacu pada standart yang telah ditetapkan.
3. Mendorong aktifitas masyarakat secara kolektif. Industri pariwisata merupakan salah satu indutri yang tidak hanya menawarkan barang, namun juga jasa, sehingga dalam pelaksanaannya tentu membutuhkan kerjasama satu dengan yang lain agar produk yang ditawarkan dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan.
4. Memberikan kesempatan untuk mempertahankan populasi di daerah yang mungkin mengalami depopulasi. Maksud dari pernyataan tersebut misalnya terdapat suatu suku di desa tertentu dan memiliki keunikan, hal tersebut dapat dijadikan produk/paket wisata, yakni tinggal/merasakan hidup bersama bagi wisatawan, sehingga suku yang hamper mengalami depopulasi tersebut dapat bertahan dan semakin leboh berkembang.
5. Meningkatkan multiplier effect dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pernyataan ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi wisata, perhotelan, restoran dan transportasi lokal. Sementara komponen pendukungnya, mencakup industri-industri dalam bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya dapat dipacu dari industri pariwisata.

-Budaya
1. Menghidupkan kembali budaya lokal. Dengan adanya industri pariwisata, potensi budaya di suatu daerah dapat dihadirkan dalam bentuk baru yang menjual. Selain untuk memberikan kepuasan kepada wisatawan ketika berkunjung, hal tersebut juga sebagai wadah bagi masyarakat untuk kembali mengenal budaya Indonesia dan menjadi pelaku budaya yang dapat melestarikannya.
2. Menanamkan rasa kebanggaan lokal, harga diri dan identitas diri. Seperti yang dijelaskan pada poin pertama, memiliki budaya lokal dapat membuat masyarakat setempat bangga bahwasannya daerah tersebut masih memiliki budaya unik yang menjadi incaran bagi wisatawan untuk menghibur diri/edukasi. Dari budaya tersebut juga dapat menjadi ciri khas bagi daerah tersebut, sehingga wisatawan semakin mudah untuk mengingatnya dan memberikan kesan tersendiri bagi wisatawan.

-Segi Fisik
1. Membantu perbaikan dan penggunaan kembali properti terbengkalai. Tentunya, dalam suatu daerah terkadang memiliki suatu potensi wisata namun masih belum dikembangkan, misalnya berupa properti. Dengan dibangunnya industry pariwisata dalam suatu daerah, tentu masyarakat setempat akan berusaha memanfaatkan potensi tersebut sebaik mungkin dan dimodifikasi agar menjadi produk wisata yang mengagumkan.
2. Kontribusi, konservasi dan perlindungan. Dengan dibangunnya industri pariwisata dalam suatu daerah tentunya akan diiringi oleh tindakan konservasi dan perlindungan untuk potensi-potensi wisata, misalnya perlindungan flora dan fauna

            Selain memberikan dampak positif, terdapat pula dampak negatif akibat adanya industri pariwisata di suatu desa, diantaranya :
-Segi Sosial-Ekonomi 
1. Kebocoran ekonomi. Dalam pembangunan pariwisata dapat diakibatkan dari adanya beberapa faktor . kebocoran yaitu kebocoran import dan kebocoran eksport dan kebocoran yang sifatnya tidak terlihat atau invisible leakage. Biasanya kebocoran importterjadi ketika terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang berstandar internasional yang digunakan dalam industry pariwisata, bahan makanan dan minuman import yang tidak mampu disediakan oleh masyarakat lokal atau dalam negeri. Besarnya pendapatan dari sektor pariwisata juga diiringi oleh besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan import terhadap produk yang dianggap berstandar internasional. Sedangkan kebocoran eksport seringkali terjadi pada pembangunan destinasi wisata khususnya pada Negara miskin atau berkembang yang cenderung memerlukan modal dan investasi yang besar untuk membangun infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan mengundang masuknya penanaman modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk membangun resort atau hotel serta fasilitas dan infrastruktur pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke Negara mereka tanpa bisa dihalangi.
2. Inflasi harga lokal. Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa dari wisatawan akan menyebabkan meningkatnya harga secara beruntun “inflalsi” yang pastinya akan berdampak negative bagi masyarakat lokal yang dalam kenyataannya tidak mengalami peningkatan pendapatan secara proporsional artinya jikalau pendapatan masyarakat lokal meningkat namun tidak sebanding dengan peningkatan harga-harga akan menyebabkan daya beli masyarakat lokal menjadi rendah.
3. Migrasi tenaga kerja. Dengan berkembangnya destinasi wisata di suatu daerah mengakibatkan masyarakat luar juga ingin untuk berpindah menuju daerah tersebut dalam waktu sementara atau lekal dengan maksud bekerja. Bagi masyarakat luar, tentu hal tersebut merupakan peluang bagi mereka untuk membuka usaha di daerah tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, sehingga pendapatannya pun dapat meningkat. Dari hal itu pula, struktur pekerjaan di daerah tersebut dapat berubah dengan tercampurnya para pekerja, baik dari masyarakat lokal maupun masyarakat luar.
4. Pola permintaan musiman. Suatu destinasi wisata tidak setiap saat ramai dikunjungi oleh wisatawan, terkadang hanya pada saat peak season (liburan). Di saat periode tersebut, pengelola dan masyarakat setempat merasakan dampak positif, yakni income yang maksimal, namun bila di low seasson, pengelola dan masyarakat akan merasakan penurunan income.

-Segi Budaya
1. Memproduksi atau mendistorsi budaya lokal untuk komodifikasi. Demi memenuhi kebutuhan wisatawan akan suatu atraksi, pengelola wisata harus menyediakan suatu budaya yang unik. Namun, keaslian dan unsur religiusitasnya hilang karena budaya tersebut tampil bukan secara alami. Misalnya tari A seharusnya ditampilkan saat acara pernikahan, namun tari tersebut harus ditampilkan saat wisatawan berkunjung di daerah tersebut. Maka dari hal tersebut tentu dapatt menghancurkan budaya asli daerah yang bersangkutan.

-Segi Fisik
1. Perusakan habitat. Demi menciptakan suatu destinasi wisata yang menarik, pengelola dan masyarakat setempat rela merusak suatu habitat tertentu. Misalnya untuk perluasan daerah outbound, suatu hutan dimana fauna tinggal harus dihancurkan.
2. Menimbulkan polusi dan kotoran dalam lingkungan. Dengan banyaknya kegiatan wisatawan yang dilakukan di destinasi wisata, membuat daerah tersebut mudah kotor. Apalagi saat peak season, cukup sulit mengawasi wisatawan untuk membuang sampah di tempatnya.
3. Menimbulkan kemacetan. Bila suatu destinasi wisata tersebut dan cukup terkenal, tentu akan banyak wisatawan yang berkinjung di daerah tersebut. Banyak dari mereka yang berkunjung secara berkelompok menggunakan kendaraan pribadi, sehingga menimbulkan kemacetan di daerah sekitar destinasi wisata tersebut, kegiatan masyarkat setempat pun harus sedikit terhambat karena hal itu, khsusunya di peak season.
           
            Dengan melihat banyaknya dampak positif dan negative dari industry pariwisata di suatu pedesaan, diperlukan langkah dan kebijakan pemerintah dengan didukung oleh masyarakat daerah wisata dengan mencari solusi untuk mengatasi dampak negatif adanya industri pariwisata, semakin memberikan kenyaman dan kemudahan dapat terus meningkatkan pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri sehingga diharapkan Indonesia dengan kekayaan alamnya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh warga negaranya untuk negaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar